Pengkodean sumber
Untuk sebuah kode sumber menjadi praktis digunakan,
kode harus dapat dikodekan kembali dengan unik. Kami sangat tertarik pada kelas
penting dari kode-kode yang dikenal sebagai
kondisi awal. Beberapa urutan dibuat dari bagian inisial dari code word yang disebut awalan dari code word. Untuk contoh, (0),(01),(011) dan
(0110) adalah semua awalan dari code
word (0110). Sebuah awalan didefinisikan sebagai kode dimana tanpa code word
merupakan awalan dari beberapa code word lain.
Gambar 1 digambarkan tiga sumber kode untuk
pengkodean dari A(2)Kode I bukan kode
awalan, sejak code word (0) untuk s0 merupakan awalan dari code word (00) untuk
s1.
Dengan cara yang sama, kami menunjukkan kode II adalah
bukan kode awalan, tetapi kode III adalah kode awalan dengan sifat penting yang
ini selalu dapat dikodekan kembali dengan unik. Tetapi kebalikannya tidak
selalu benar. Sebagai contoh, kode II pada Gambar 1 tidak memenuhi kondisi awalan,
belum dapat dikodekan kembali dengan unik semenjak bit 1 menunjukkan awal dari
setiap code word dalam kode. Untuk menunjukkan bahwa kode awalan selalu dapat
dikodekan kembali, kami mengambil kode III pada Gambar 1 sebagai contoh. Menganggap bit sumber asli adalah
001011010000. Enkoder mengambil setiap dua bit sebagai sebuah kelompok dan
memetakan code word yang sama, hasilnya
dalam urutan 01101111000. Untuk mengkodekan kembali urutan dari code word membangkitkan dari kode awalan, dekoder
sumber sederhana mulai pada permulaan dari urutan dan mengkodekan kembali
satu code word pada waktu dasar di pohon
keputusan.
a.Sumber Diskrit memoriless
·
Diskrit
·
Stationer
·
Tanpa Memori
4. Jenis Kode
1. Fixed
length code >< variable length code
2. Non-singular
3. Extension
code
5. Uniquely
Decodable (ciri khas)
a. Ketidaksamaan Kraft
b. Instantaneous Code
Prefix
Property
6. Panjang
Kode rata-rata
a. Average
code length (acl)
b. Efisiensi skema pengkodean
7. Kode Huffman
Pengkodean Huffman adalah algoritma pengkodean
entropi yang digunakan dalam lossless data compression. Pengkodean
Huffman dikembangkan oleh David A. Huffman dalam makalah “A
Method for the Construction of Minimum-Redundancy Codes” pada tahun 1952.
Pengkodean Huffman didasarkan pada frekuensi
kemunculan setiap karakter. Agar data terkompresi sekecil mungkin, simbol
karakter yang paling banyak muncul mendapat kode (kode Huffman) yang paling
singkat. Kode Huffman tersebut bukan prefiks dari kode Huffman simbol lainnya
yang lebih panjang. Hal ini tidak akan menimbulkan keraguan (ambigu) dan dapat
mempermudah pembacaan kode data dalam pengkodean balik (decoding) pada proses
dekompresi.
a. Menggunakan kode biner
b. Menggunakan kode terner
No comments:
Post a Comment