Tuesday, June 12, 2012

Jenis Pemerosesan Paralel Komputer


A.   Cluster Computing
Cluster, dalam ilmu komputer dan jaringan komputer adalah sekumpulan komputer (umumnya server jaringan) independen yang beroperasi dan terlihat oleh klien jaringan seolah-olah komputer-komputer tersebut adalah satu buah unit komputer. Proses menghubungkan beberapa komputer agar dapat bekerja seperti itu dinamakan dengan Clustering.
Cluster didesain agar meningkatkan kemampuan sebuah server, yakni dengan meningkatkan hal-hal berikut:

  • Toleransi kesalahan (fault tolerance), yang dapat menyebabkan server lainnya akan mengambil alih kerja server utama ketika server utama mengalami kegagalan. Client tidak akan melihat pergantian peran ini. Dengan begitu, downtime pun dapat dikurangi secara drastis.
  • Penyerataan beban (load-balancing), yang dapat mendistribusikan beban server ke semua server anggota cluster. Dengan begitu, kinerja dan skalabilitas server pun menjadi relatif lebih baik.
Dengan mengetikkan kata kunci "Cloud Computing Definition" di search engine atau wikipedia, dalam sekejap ratusan definisi tentang "Cloud Computing" akan muncul. Dari mulai yang sangat teknis, sampai yang sangat simplistis.Namun semuanya sepakat bahwa yang dimaksud dengan "Cloud Computing" secara sederhana adalah "layanan teknologi informasi yang bisa dimanfaatkan atau diakses oleh pelanggannya melalui jaringan internet".Kata-kata "Cloud" sendiri merujuk kepada simbol awan yang di dunia TI digunakan untuk menggambarkan jaringan internet (internet cloud).
Namun tidak semua layanan yang ada di internet bisa dikategorikan sebagai Cloud Computing, ada setidaknya beberapa syarat yang harus dipenuhi :
Beberapa sistem yang mendukung cluster antara lain:
Karena menggunakan lebih dari satu buah server, maka manajemen dan perawatan sebuah cluster jauh lebih rumit dibandingkan dengan manajemen server tunggal yang memiliki skalabilitas tinggi (semacam IBM AS/400), meski lebih murah.contoh implementasi dari penemuan cluster computer adalah Packet switching jaringan yang secara konseptual ditemukan oleh RAND perusahaan pada tahun 1962. Using the concept of a packet switched network, the ARPANET project succeeded in creating in 1969 what was arguably the world's first commodity-network based computer cluster by linking four different computer centers (each of which was something of a "cluster" in its own right, but probably not a commodity cluster). Menggunakan konsep paket switched jaringan, ARPANET proyek berhasil menciptakan tahun 1969 apa yang dikatakan pertama komoditas dunia-jaringan cluster berbasis komputer dengan menghubungkan empat pusat komputer yang berbeda (yang masing-masing adalah sesuatu dari sebuah "cluster" di dalam dirinya sendiri , tapi mungkin bukan cluster komoditas)


B.   Grid Computing

Menurut Giga Research, komputasi grid dalam pengertian dasar, merupakan komputer atau server dalam sistem cluster, yang dihubungkan satu dengan yang lainnya, yang memungkinkan menggunakan resources yang ada secara bersamaan.Tidak begitu berbeda dengan Giga Research, komputasi grid menurut Sun Microsystems disingkat menjadi 3 C, yaitu Computing, Colaboration, dan Communication. Dari pengertian itu kita bisa menilai bahwasannya komputasi grid merupakan suatu hal yang luar biasa. Bagaimana tidak hebat, berbagai aplikasi dan mesin yang berbeda dapat dengan mudah dikonfigurasi tanpa harus mengganggu sistem yang tengah berjalan. “Sebuah komputasi grid, idealnya tidak dibatasi oleh penggunaan hardware maupun platform (software). Sun  dalam komputasi grid, yang dimajukan adalah aplikasinya,” kata Yusra Hardiyanto, Technical Consultant PT Sun Microsystems Indonesia.
Dalam kamus IBM, komputasi grid merupakan bagian dari payung IBM e-Business on demand. “Komputasi grid merupakan bagian kecil dari pemanfaatan dari IBM e-Business on demand,” kata Suryo Suwignyo, Country Manager System Group IBM Indonesia. Singkatnya, kalau komputasi grid, sebatas hardware dan software saja, on demand-nya IBM selain services.
Pilih Grid atau…
Berikut sedikit gambaran apakah Anda membutuhkan komputasi grid atau tidak. Misal sebuah perusahaan membutuhkan mesin yang dilengkapi dengan delapan processor. Karena kebutuhan mesin dengan delapan processor itu hanya di waktu-waktu tertentu saja, sehari-hari si perusahaan hanya membutuhkan mesin dengan empat processor, maka perusahaan tersebut cukup membeli mesin dengan empat processor di dalamnya.“Anda membeli mesin menggunakanempat processor, padahal Anda membutuhkan mesin sampai delapan processor. Kita bisa ship di dalam mesin (yang menggunakan empat processor) itu sampai delapan processor, tetapi Anda hanya membayar empat,” kata Suryo.Begitu Anda membutuhkan dukungan mesin hingga delapan processor, Anda tinggal menghubungi IBM untuk mendapatkan kinerja mesin yang menggunakan delapan processor. Dari IBM akan memberikan sebuah kode aktivasi yang bisa membuat mesin dengan empat processor tadi  erkinerja delapan processor. Dan Anda tidak akan direpotkan untuk memasang processor baru atau instalasi driver tertentu. Begitu juga memori, harddisk, dan peripheral lainnya. Intinya, mesin yang menggunakan empat prosesor tadi, setelah di-tunning  edemikian rupa, akan memiliki kemampuan delapan processor. Sebagai catatan, apabila lonjakan kinerja yang Anda butuhkan lebih dari 30 hari, ada baiknya Anda beli saja mesin dengan delapan processor tadi. Begitu juga sebaliknya, apabila lonjakan hanya Anda rasakan dua tiga hari, akan lebih baik Anda menyewa.
 Grid, Linux, dan Infrastrukturnya
Keandalan dan efisiensi yang diberikan Linux membuat sistem operasi dengan lambang penguin itu dilirik oleh para pemain di komputasi grid. Digunakannya Linux membuat biaya yang Anda keluarkan jauh lebih efektif dibandingkan jika menggunakan OS yang lain. Lebih-lebih, para pemain komputasi grid juga telah memproklamirkan diri mendukung Linux habis-habisan. Para pemain besar itu di antaranya IBM, Sun Microsystems, dan Oracle. Lihat saja Sun. Sun Microsystems bahkan menyediakan resources, berupa kode sumber, panduan, dan dukungan teknis, bagi siapa saja yang ingin mengembangkan aplikasi berbasis grid. Dan resources tersebut bisa Anda jalankan di PC. Salah satu alasan Sun mengapa mereka mendukung Linux, menurut Yusra, kalau sebuah teknologi dibatasi oleh suatu hal yang proprietary, perkembangannya biasanya tidak terlalu dasyat. Linux itu sifatnya open dan komunitasnya besar. Kalau aplikasi grid dilepaskan ke komunitas open source, maka akan lebih banyak orang yang ikut terlibat di dalamnya. Di-open-kannya aplikasi grid ke public bukan berarti tidak memiliki tujuan. “Sun mememiliki tujuan ingin melakukan pembelajaran mengenai apa itu grid, bagaimana grid bekerja, dan lainnya. Sun berharap image Sun yang mendukung komputasi grid dan Linux akan terbentuk,”tambah Yusra.
Lalu apakah di Indonesia sudah ada yang menerapkan komputasi grid untuk masalah-masalah yang kompleks? Kami belum mendapatkan informasi tentang hal itu. Implementasi grid di Indonesia, menurut Suryo, masih terbentur dengan infrastruktur telekomunikasi yang ada. Infrastruktur, sebuah masalah klasik yang sampai saat ini belum ada solusi yang konkrit. Selanjutnya, apa saat ini sudah ada aplikasi yang mendukung komputasi grid?
Beberapa aplikasi yang masuk kategori aplikasi komputasi grid di antaranya HP Utility Data Center, Oracle 10g, Sun One Grid Engine, dan IBM Websphere. Dan semua aplikasi tersebut seharusnya mulus berjalan di mesin apa saja. “Seharusnya Grid engine itu tidak batasan seperti apa hardware-nya,” kata Yusra Semua pihak pada akhirnya akan menyiapkan dirinya ke arah komputasi grid. Contohnya, aplikasi database. Vendor aplikasi tersebut akan menerapkan kebijakan pay by click. Kalau Anda pakai sekian Anda bayar sekian, kalau Anda tidak memakainya Anda tidak perlu membayar.
Contoh penggunaan Grid
Hewitt Associates
Hewitt Associates merupakan perusahaan konsultasi SDM dan outsourcing global yang bekerja sama dengan IBM membangun komputasi grid. Hewitt Associates menggunakan solusi WebSphere dan Linux yang dijalankan di atas IBM eServer zSeries untuk aplikasi model pensiun perusahaan tersebut.
Morgan Stanley
Morgan Stanley merupakan perusahaan finansal yang bekerja sama dengan IBM memigrasikan aplikasi-aplikasi analitis agar berjalan di server grid yang ber-processor Intel. Morgan Stanley terus mencari model-model komputasi terdistribusi yang canggih untuk meningkatkan fleksibilitas dan pemanfaatan aset komputasi mereka.
NLI Research Institute
NLI Research Institute merupakan perusahaan yang tergabung dalam Nippon Life Insurance Group bekerja sama dengan Tokyo Research Laboratory milik IBM menggunakan simulasi Monte Carlo dan memanfaatkan teknologi grid. Tujuan NLI Research Institute menggunakan komputasi grid mengurangi waktu pemrosesan data keuangan mereka.

CERN
CERN merupakan perusahaan Eropa untuk riset nuklir yang menggunakan aplikasi Oracle grid untuk keperluan riset nuklirnya.
Electronic Art
Electronic Art (EA) merupakan pengembang dan publisher game independen untuk PC, PlayStation®2, Xbox™, Nintendo, dan Game Boy®. Salah satu permainan online EA, Sims Online, menggunakan 18 mesin Intel plus Linux dengan database Oracle. Permainan online itu diikuti 100.000 sampai 150.000 pengguna.

C.   Cloud Computing

Cloud Computing--yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi komputasi awan--beberapa tahun terakhir ini telah menjadi buzzword terpanas di dunia teknologi informasi (TI).Seluruh nama besar seperti IBM, Microsoft, Google, dan Apple, saat ini sedang terlibat dalam peperangan untuk menjadi penguasa terbesar terhadap awan ini. Tentu saja masing-masing mengeluarkan jurusnya sendiri-sendiri.IBM di paruh akhir tahun 2009 kemarin telah meluncurkan LotusLive, layanan kolaborasi berbasis cloud.Microsoft, yang sekarang di perkuat oleh Ray Ozzie sebagai Chief Software Architect pengganti Bill Gates, menggadang Windows Azure, sistem operasi berbasis cloud yang akan menjadi masa depan Windows OS.Apple mengambil sisi lain, telah menyediakan layanan Mobile Me yang memungkinkan pengguna  produk Mac, untuk melakukan sinkronisasi data ke dalam cloud.
Sementara Google, satu-satunya raksasa yang lahir di era internet, sudah sejak lama memberikan layanan Google Docs yang memungkinkan pengguna membuat dokumen atau bekerja dengan spreadsheet secara online tanpa perlu software terinstal di PC atau notebook.Bahkan Google dalam waktu dekat akan meluncurkan sistem operasi cloud-nya, Chrome OS, yang akan menjadi ancaman serius bagi para penyedia sistem operasi lain.Namun bisa dibilang, keberhasilan Salesforce.com-lah yang membuka mata dunia bahwa cloud computing menjanjikan pundi-pundi emas yang menggiurkan.Tapi apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan Cloud Computing itu?


1.     Layanan bersifat "On Demand", pengguna dapat berlangganan hanya yang dia butuhkan saja, dan membayar hanya untuk yang mereka gunakan saja.Misalkan sebuah layanan menyediakan 10 fitur, user dapat berlangganan 5 fitur saja dan hanya membayar untuk 5 fitur tersebut.
2.     Layanan bersifat elastis/scalable, di mana pengguna bisa menambah atau mengurangi jenis dan kapasitas layanan yang dia inginkan kapan saja dan sistem selalu bisa mengakomodasi perubahan tersebut.
3.     Layanan sepenuhnya dikelola oleh penyedia/provider, yang dibutuhkan oleh pengguna hanyalah komputer personal/notebook ditambah koneksi internet.
Dari sisi jenis layanan tersendiri, Cloud Computing, terbagi dalam 3 jenis layanan, yaitu : Software as a Service (SaaS), Platform as a Service (PaaS) dan Infrastructure as a Service (IaaS).Sementara dari sifat jangkauan layanan, terbagi menjadi Public Cloud, Private Cloud dan Hybrid Cloud. (Untuk terminologi ini akan dijelaskan secara lebih detail dalam tulisan berikutnya).Intinya, Cloud Computing adalah sebuah mekanisme yang memungkinkan kita "menyewa" sumber daya teknologi informasi (software, processing power, storage, dan lainnya) melalui internet dan memanfaatkan sesuai kebutuhan kita dan membayar secukupnya pula.Dengan konsep ini, maka semakin banyak orang yang bisa memiliki akses dan memanfaatkan sumber daya tersebut, karena tidak harus melakukan investasi besar-besaran.Apalagi dalam kondisi ekonomi seperti sekarang, setiap organisasi akan berpikir panjang untuk mengeluarkan investasi tambahan di sisi TI. Terlebih hanya untuk mendapatkan layanan-layanan yang mungkin hanya dibutuhkan sewaktu-waktu saja.Seperti kecenderungan beberapa tahun terakhir dimana banyak perusahaan telah melakukan outsourcing terhadap pekerjaan non-core mereka. Demikian juga dengan kebutuhan layanan TI, kecenderungan untuk "menyewa" sumber daya TI melalui mekanisme Cloud Computing ini, menunjukan peningkatan signifikan dalam 3 tahun terakhir.Makanya tidak heran, jika nama-nama besar itu sudah memulai memukul genderang perang menjadi penguasa awan. Everybody wants to be in the Cloud!
Contohnya Amazon.com yang meluncurkan Amazon EC2 (Elastic Compute Cloud), Google dengan Google App Engine-nya, tak ketinggalan raksasa biru IBM meluncurkan Blue Cloud Initiative dan lain sebagainya.

A.   Cluster Computing
Cluster, dalam ilmu komputer dan jaringan komputer adalah sekumpulan komputer (umumnya server jaringan) independen yang beroperasi dan terlihat oleh klien jaringan seolah-olah komputer-komputer tersebut adalah satu buah unit komputer. Proses menghubungkan beberapa komputer agar dapat bekerja seperti itu dinamakan dengan Clustering.
Cluster didesain agar meningkatkan kemampuan sebuah server, yakni dengan meningkatkan hal-hal berikut:

  • Toleransi kesalahan (fault tolerance), yang dapat menyebabkan server lainnya akan mengambil alih kerja server utama ketika server utama mengalami kegagalan. Client tidak akan melihat pergantian peran ini. Dengan begitu, downtime pun dapat dikurangi secara drastis.
  • Penyerataan beban (load-balancing), yang dapat mendistribusikan beban server ke semua server anggota cluster. Dengan begitu, kinerja dan skalabilitas server pun menjadi relatif lebih baik.
Dengan mengetikkan kata kunci "Cloud Computing Definition" di search engine atau wikipedia, dalam sekejap ratusan definisi tentang "Cloud Computing" akan muncul. Dari mulai yang sangat teknis, sampai yang sangat simplistis.Namun semuanya sepakat bahwa yang dimaksud dengan "Cloud Computing" secara sederhana adalah "layanan teknologi informasi yang bisa dimanfaatkan atau diakses oleh pelanggannya melalui jaringan internet".Kata-kata "Cloud" sendiri merujuk kepada simbol awan yang di dunia TI digunakan untuk menggambarkan jaringan internet (internet cloud).
Namun tidak semua layanan yang ada di internet bisa dikategorikan sebagai Cloud Computing, ada setidaknya beberapa syarat yang harus dipenuhi :
Beberapa sistem yang mendukung cluster antara lain:
Karena menggunakan lebih dari satu buah server, maka manajemen dan perawatan sebuah cluster jauh lebih rumit dibandingkan dengan manajemen server tunggal yang memiliki skalabilitas tinggi (semacam IBM AS/400), meski lebih murah.contoh implementasi dari penemuan cluster computer adalah Packet switching jaringan yang secara konseptual ditemukan oleh RAND perusahaan pada tahun 1962. Using the concept of a packet switched network, the ARPANET project succeeded in creating in 1969 what was arguably the world's first commodity-network based computer cluster by linking four different computer centers (each of which was something of a "cluster" in its own right, but probably not a commodity cluster). Menggunakan konsep paket switched jaringan, ARPANET proyek berhasil menciptakan tahun 1969 apa yang dikatakan pertama komoditas dunia-jaringan cluster berbasis komputer dengan menghubungkan empat pusat komputer yang berbeda (yang masing-masing adalah sesuatu dari sebuah "cluster" di dalam dirinya sendiri , tapi mungkin bukan cluster komoditas)


B.   Grid Computing

Menurut Giga Research, komputasi grid dalam pengertian dasar, merupakan komputer atau server dalam sistem cluster, yang dihubungkan satu dengan yang lainnya, yang memungkinkan menggunakan resources yang ada secara bersamaan.Tidak begitu berbeda dengan Giga Research, komputasi grid menurut Sun Microsystems disingkat menjadi 3 C, yaitu Computing, Colaboration, dan Communication. Dari pengertian itu kita bisa menilai bahwasannya komputasi grid merupakan suatu hal yang luar biasa. Bagaimana tidak hebat, berbagai aplikasi dan mesin yang berbeda dapat dengan mudah dikonfigurasi tanpa harus mengganggu sistem yang tengah berjalan. “Sebuah komputasi grid, idealnya tidak dibatasi oleh penggunaan hardware maupun platform (software). Sun  dalam komputasi grid, yang dimajukan adalah aplikasinya,” kata Yusra Hardiyanto, Technical Consultant PT Sun Microsystems Indonesia.
Dalam kamus IBM, komputasi grid merupakan bagian dari payung IBM e-Business on demand. “Komputasi grid merupakan bagian kecil dari pemanfaatan dari IBM e-Business on demand,” kata Suryo Suwignyo, Country Manager System Group IBM Indonesia. Singkatnya, kalau komputasi grid, sebatas hardware dan software saja, on demand-nya IBM selain services.
Pilih Grid atau…
Berikut sedikit gambaran apakah Anda membutuhkan komputasi grid atau tidak. Misal sebuah perusahaan membutuhkan mesin yang dilengkapi dengan delapan processor. Karena kebutuhan mesin dengan delapan processor itu hanya di waktu-waktu tertentu saja, sehari-hari si perusahaan hanya membutuhkan mesin dengan empat processor, maka perusahaan tersebut cukup membeli mesin dengan empat processor di dalamnya.“Anda membeli mesin menggunakanempat processor, padahal Anda membutuhkan mesin sampai delapan processor. Kita bisa ship di dalam mesin (yang menggunakan empat processor) itu sampai delapan processor, tetapi Anda hanya membayar empat,” kata Suryo.Begitu Anda membutuhkan dukungan mesin hingga delapan processor, Anda tinggal menghubungi IBM untuk mendapatkan kinerja mesin yang menggunakan delapan processor. Dari IBM akan memberikan sebuah kode aktivasi yang bisa membuat mesin dengan empat processor tadi  erkinerja delapan processor. Dan Anda tidak akan direpotkan untuk memasang processor baru atau instalasi driver tertentu. Begitu juga memori, harddisk, dan peripheral lainnya. Intinya, mesin yang menggunakan empat prosesor tadi, setelah di-tunning  edemikian rupa, akan memiliki kemampuan delapan processor. Sebagai catatan, apabila lonjakan kinerja yang Anda butuhkan lebih dari 30 hari, ada baiknya Anda beli saja mesin dengan delapan processor tadi. Begitu juga sebaliknya, apabila lonjakan hanya Anda rasakan dua tiga hari, akan lebih baik Anda menyewa.
 Grid, Linux, dan Infrastrukturnya
Keandalan dan efisiensi yang diberikan Linux membuat sistem operasi dengan lambang penguin itu dilirik oleh para pemain di komputasi grid. Digunakannya Linux membuat biaya yang Anda keluarkan jauh lebih efektif dibandingkan jika menggunakan OS yang lain. Lebih-lebih, para pemain komputasi grid juga telah memproklamirkan diri mendukung Linux habis-habisan. Para pemain besar itu di antaranya IBM, Sun Microsystems, dan Oracle. Lihat saja Sun. Sun Microsystems bahkan menyediakan resources, berupa kode sumber, panduan, dan dukungan teknis, bagi siapa saja yang ingin mengembangkan aplikasi berbasis grid. Dan resources tersebut bisa Anda jalankan di PC. Salah satu alasan Sun mengapa mereka mendukung Linux, menurut Yusra, kalau sebuah teknologi dibatasi oleh suatu hal yang proprietary, perkembangannya biasanya tidak terlalu dasyat. Linux itu sifatnya open dan komunitasnya besar. Kalau aplikasi grid dilepaskan ke komunitas open source, maka akan lebih banyak orang yang ikut terlibat di dalamnya. Di-open-kannya aplikasi grid ke public bukan berarti tidak memiliki tujuan. “Sun mememiliki tujuan ingin melakukan pembelajaran mengenai apa itu grid, bagaimana grid bekerja, dan lainnya. Sun berharap image Sun yang mendukung komputasi grid dan Linux akan terbentuk,”tambah Yusra.
Lalu apakah di Indonesia sudah ada yang menerapkan komputasi grid untuk masalah-masalah yang kompleks? Kami belum mendapatkan informasi tentang hal itu. Implementasi grid di Indonesia, menurut Suryo, masih terbentur dengan infrastruktur telekomunikasi yang ada. Infrastruktur, sebuah masalah klasik yang sampai saat ini belum ada solusi yang konkrit. Selanjutnya, apa saat ini sudah ada aplikasi yang mendukung komputasi grid?
Beberapa aplikasi yang masuk kategori aplikasi komputasi grid di antaranya HP Utility Data Center, Oracle 10g, Sun One Grid Engine, dan IBM Websphere. Dan semua aplikasi tersebut seharusnya mulus berjalan di mesin apa saja. “Seharusnya Grid engine itu tidak batasan seperti apa hardware-nya,” kata Yusra Semua pihak pada akhirnya akan menyiapkan dirinya ke arah komputasi grid. Contohnya, aplikasi database. Vendor aplikasi tersebut akan menerapkan kebijakan pay by click. Kalau Anda pakai sekian Anda bayar sekian, kalau Anda tidak memakainya Anda tidak perlu membayar.
Contoh penggunaan Grid
Hewitt Associates
Hewitt Associates merupakan perusahaan konsultasi SDM dan outsourcing global yang bekerja sama dengan IBM membangun komputasi grid. Hewitt Associates menggunakan solusi WebSphere dan Linux yang dijalankan di atas IBM eServer zSeries untuk aplikasi model pensiun perusahaan tersebut.
Morgan Stanley
Morgan Stanley merupakan perusahaan finansal yang bekerja sama dengan IBM memigrasikan aplikasi-aplikasi analitis agar berjalan di server grid yang ber-processor Intel. Morgan Stanley terus mencari model-model komputasi terdistribusi yang canggih untuk meningkatkan fleksibilitas dan pemanfaatan aset komputasi mereka.
NLI Research Institute
NLI Research Institute merupakan perusahaan yang tergabung dalam Nippon Life Insurance Group bekerja sama dengan Tokyo Research Laboratory milik IBM menggunakan simulasi Monte Carlo dan memanfaatkan teknologi grid. Tujuan NLI Research Institute menggunakan komputasi grid mengurangi waktu pemrosesan data keuangan mereka.

CERN
CERN merupakan perusahaan Eropa untuk riset nuklir yang menggunakan aplikasi Oracle grid untuk keperluan riset nuklirnya.
Electronic Art
Electronic Art (EA) merupakan pengembang dan publisher game independen untuk PC, PlayStation®2, Xbox™, Nintendo, dan Game Boy®. Salah satu permainan online EA, Sims Online, menggunakan 18 mesin Intel plus Linux dengan database Oracle. Permainan online itu diikuti 100.000 sampai 150.000 pengguna.

C.   Cloud Computing

Cloud Computing--yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi komputasi awan--beberapa tahun terakhir ini telah menjadi buzzword terpanas di dunia teknologi informasi (TI).Seluruh nama besar seperti IBM, Microsoft, Google, dan Apple, saat ini sedang terlibat dalam peperangan untuk menjadi penguasa terbesar terhadap awan ini. Tentu saja masing-masing mengeluarkan jurusnya sendiri-sendiri.IBM di paruh akhir tahun 2009 kemarin telah meluncurkan LotusLive, layanan kolaborasi berbasis cloud.Microsoft, yang sekarang di perkuat oleh Ray Ozzie sebagai Chief Software Architect pengganti Bill Gates, menggadang Windows Azure, sistem operasi berbasis cloud yang akan menjadi masa depan Windows OS.Apple mengambil sisi lain, telah menyediakan layanan Mobile Me yang memungkinkan pengguna  produk Mac, untuk melakukan sinkronisasi data ke dalam cloud.
Sementara Google, satu-satunya raksasa yang lahir di era internet, sudah sejak lama memberikan layanan Google Docs yang memungkinkan pengguna membuat dokumen atau bekerja dengan spreadsheet secara online tanpa perlu software terinstal di PC atau notebook.Bahkan Google dalam waktu dekat akan meluncurkan sistem operasi cloud-nya, Chrome OS, yang akan menjadi ancaman serius bagi para penyedia sistem operasi lain.Namun bisa dibilang, keberhasilan Salesforce.com-lah yang membuka mata dunia bahwa cloud computing menjanjikan pundi-pundi emas yang menggiurkan.Tapi apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan Cloud Computing itu?


1.     Layanan bersifat "On Demand", pengguna dapat berlangganan hanya yang dia butuhkan saja, dan membayar hanya untuk yang mereka gunakan saja.Misalkan sebuah layanan menyediakan 10 fitur, user dapat berlangganan 5 fitur saja dan hanya membayar untuk 5 fitur tersebut.
2.     Layanan bersifat elastis/scalable, di mana pengguna bisa menambah atau mengurangi jenis dan kapasitas layanan yang dia inginkan kapan saja dan sistem selalu bisa mengakomodasi perubahan tersebut.
3.     Layanan sepenuhnya dikelola oleh penyedia/provider, yang dibutuhkan oleh pengguna hanyalah komputer personal/notebook ditambah koneksi internet.
Dari sisi jenis layanan tersendiri, Cloud Computing, terbagi dalam 3 jenis layanan, yaitu : Software as a Service (SaaS), Platform as a Service (PaaS) dan Infrastructure as a Service (IaaS).Sementara dari sifat jangkauan layanan, terbagi menjadi Public Cloud, Private Cloud dan Hybrid Cloud. (Untuk terminologi ini akan dijelaskan secara lebih detail dalam tulisan berikutnya).Intinya, Cloud Computing adalah sebuah mekanisme yang memungkinkan kita "menyewa" sumber daya teknologi informasi (software, processing power, storage, dan lainnya) melalui internet dan memanfaatkan sesuai kebutuhan kita dan membayar secukupnya pula.Dengan konsep ini, maka semakin banyak orang yang bisa memiliki akses dan memanfaatkan sumber daya tersebut, karena tidak harus melakukan investasi besar-besaran.Apalagi dalam kondisi ekonomi seperti sekarang, setiap organisasi akan berpikir panjang untuk mengeluarkan investasi tambahan di sisi TI. Terlebih hanya untuk mendapatkan layanan-layanan yang mungkin hanya dibutuhkan sewaktu-waktu saja.Seperti kecenderungan beberapa tahun terakhir dimana banyak perusahaan telah melakukan outsourcing terhadap pekerjaan non-core mereka. Demikian juga dengan kebutuhan layanan TI, kecenderungan untuk "menyewa" sumber daya TI melalui mekanisme Cloud Computing ini, menunjukan peningkatan signifikan dalam 3 tahun terakhir.Makanya tidak heran, jika nama-nama besar itu sudah memulai memukul genderang perang menjadi penguasa awan. Everybody wants to be in the Cloud!
Contohnya Amazon.com yang meluncurkan Amazon EC2 (Elastic Compute Cloud), Google dengan Google App Engine-nya, tak ketinggalan raksasa biru IBM meluncurkan Blue Cloud Initiative dan lain sebagainya.

No comments:

Post a Comment