Pesawat
yang pertama kali terbang dengan sistem ini adalah F-8C Crusader
NASA yang telah dimodifikasi. Pesawat ini pertama kali terbang pada
tahun 1972. Kemudian diikuti oleh USSR dengan Sukhoi T-4. Tak lama
berselang, pesawat tempur Hawker Hunther yang telah dimodifikasi pusat
penelitian Farnborough, Inggris menggunakan kontrol FBW di bangku kanan. Pada
bangku kiri diperuntukkan untuk pilot penyelamat dengan kontrol konvensional
dan saklar FBW. Sedangkan pesawat ulang-alik US yang memiliki kontrol fly-by-wire digital
pertama kali digunakan dalam penerbangan bebas dengan uji coba pendekatan dan
pendaratan pada tahun 1977. Pada tahun 1984, Airbus A320 menjadi pesawat
penumpang pertama dengan kontrol fly-by-wire digital. Pada
tahun 2005, Dassault Falcon 7X adalah jet bisnis pertama dengan kontrolfly-by-wire digital.
Dalam industri
penerbangan Indonesia, teknologi fly by wire baru
dikembangkan pada tahun 1990-an pada pesawat N-250.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Cara Kerja Fly By Wire
1. Ketahanan
Perhatian utama
dalam sistem fly-by-wire adalah ketahanan. Ketika
sistem-sistem kontrol mekanik atau hidraulik mengalami kerusakan, maka biasanya
kerusakan terjadi secara bertahap. Sedangkan jika kerusakan terjadi pada sistem
komputer kontrol penerbangan, maka kerusakan dapat menyebabkan pesawat menjadi
tak terkendali secara langsung. Oleh karena itu, kebanyakan sistem fly-by-wire menggabungkan
beberapa sistem komputer di dalamnya (triplex, quadruplex, dan lain-lain).
Penggabungan beberapa komputer ini hampir sama dengan cadangan mekanik
atau hidraulik maupun kombinasi keduanya. FBW modern biasanya menghindari
terjadinya gabungan sistem kontrol dengan menambah saluran-saluran FBW
secara terpisah dan berdiri sendiri. Hal ini digunakan untuk mengurangi peluang
kegagalan total hingga tingkat yang amat kecil yang bisa diterima sistem.
2. Pemrosesan
sinyal
Sebuah sistem
kontrol penerbangan fly-by-wire digital hampir sama dengan
sistem analognya. Namun, pemrosesan sinyal dilakukan oleh komputer digital. Hal
ini dapat meningkatkan fleksibilitas karena komputer digital bisa menerima
input dari sensor manapun dalam pesawat terbang. Stabilitas elektronik juga
akan meningkat karena sistem ini tidak begitu bergantung pada nilai-nilai
komponen listrik penting dalam sebuah pengontrol analog.
Untuk memproses
sinyal yang masuk, komputer akan membaca posisi dan menjalankan input dari
kontrol pilot dan sensor-sensor pesawat sehingga terjadi penyelesaian persamaan
differensial untuk menentukan sinyal perintah yang cocok untuk menggerakkan
kontrol penerbangan yang sesuai.
3. Segel
penerbangan
Pemrograman
secara digital dimaksudkan untuk membuka akses terhadap perlindungan (proteksi)
pada segel penerbangan. Perancangan pesawat dibuat dengan karakter pengemudian
pesawat yang tepat, agar tetap berada dalam batas-batas aerodinamika dan struktur pesawat terbang.
Sebagai contoh, ketika pesawat berada pada kondisi yang membahayakan seperti
mesin mati mendadak atau pesawat berputar, maka komputer dalam mode
perlindungan penerbangan dapat membantupilot mengendalikan pesawat. Software yang
terdapat dalam komputer dapat digunakan untuk menyaring input kontrol agar
terhindar dari guncangan.
Beberapa
aplikasi sistem fly by wire pada pesawat menggunakan tuas yang
berada di samping atau di tengah perangkat komputer tersebut. Tuas samping
dapat membuat proses pengemudian menjadi lebih ringan, lebih sederhana dan
tidak menonjol. Selain itu juga dapat mengurangi beban pekerjaan pilot.
No comments:
Post a Comment